Pemesanan Produk Oriflame :
Hubungi saya, NIKEN via SMS/Whatsapp Msg di 085643172023, Telp : 08885210403

Cara Order : SMS kan nama atau kode barang dan jumlah beserta alamat pengiriman. Jumlah total pembayaran termasuk ongkir akan diinformasikan.

Barang yang dipesan akan dikirim sesuai alamat yang anda berikan setelah melakukan transfer melalui rek BCA.

Harga berubah sesuai Katalog terbaru.

#KELUHAN TENTANG PEMAKAIAN PRODUK YANG DIBELI SELAINDAI BLOG, SILAHKAN DITUJUKAN KE COSTUMER CARE ORIFLAME CABANG TERDEKAT

Thursday 27 November 2008

First Love ( will be ) never die

Saya tak pernah bisa memiliki dirinya yang menjadi cinta pertama saya. Namun bila saya memaksakan diri mendapatkan seorang pengganti yang sama persis dengan dirinya, saya yakin saya tak akan pernah bahagia dengannya, karena saya tidak mencintainya dengan sesungguhnya, itu karena saya mencintai masa lalu saya dan cinta pertama saya. Maka kini yang saya lakukan adalah menjaga semua kenangan manis pahit tentang cinta pertama saya, tentang seseorang dan cinta yang tak akan pernah saya miliki selamanya.
Seorang sahabat lama masih kerap mengunjungi saya via email. Dilihat dari foto terakhirnya penampilannya tak jauh berbeda dengan jaman kuliah dulu, tetap kasual masih tetap semanis dulu meski kini kelihatan lebih matang. Masih single meski saya tahu dia sukses berat dengan pekerjaan dan kehidupan sosialnya, namun tidak dengan kehidupan pribadi dan cintanya. Sayalah satu-satunya sahabat yang mengetahui apa yang terjadi dengannya, seorang perempuan yang sangat terobsesi dengan laki – laki pertama yang dia cintai, berbeda dengan saya yang sudah lupa pria mana yang pertama kali saya cintai atau kapan tepatnya pertama kali saya jatuh cinta. Terlalu banyak yang datang dan pergi dalam kehidupan saya, banyak kehilangan sekaligus menemukan ( yang ini lebih puitis daripada umgkapan 'mati satu tumbuh seribu' hehehe ).
Dengan kemampuan bicara multi lingual, Jepang, Inggris dan tentu saja bahasa Indonesia, dia berhasil mendapatkan pekerjaan yang sangat bagus, seorang pengajar di sebuah Universitas di negeri seberang, sekaligus pekerjaan sampingan menjadi penerjemah sesekali, mestinya dia telah menemukan banyak pria yang baik dan berprospek cerah, namun dia tetap memilih hidup melajang.
“Let me die in virgin”, katanya ( wah mubazir amat )
Saya masih ingat percakapan bertahun – tahun yang lalu, ketika kami masih kuliah, tinggal bersama di kamar kos yang sempit, malam minggu berstatus jomblo-er sambil menikmati kopi rasa mocha bikinan sendiri yang seringkali agak pahit karena kebanyakan kopi, ngobrol tentang banyak hal termasuk tentang cinta pertama kami. Suatu ketika dia bertanya pada saya siapa dan kapan first love saya.
Saya nyengir dan balik bertanya,” apa sih cinta pertama itu karena terus terang saya ndak jelas,ndak ingat kapan tepatnya.” Waktu masih SD dulu saya memang sempat naksir temen cowok yang ganteng dan hobi sekali menulis puisi, tapi itu kan cinta monyet, apa itu bisa disebut cinta pertama ? Lalu saat SMA saya pernah naksir seorang pria yang beda usia 8 tahun dari saya, namun kandas alias tidak jadian karena si cowok melarikan diri setelah saya nekat menyatakan perasaan saya padanya, mungkin dipikirnya saya alien. Lalu saat awal masuk kuliah saya jatuh cinta berat dengan ketua senat fakultas yang manis dan Jogja banget hehehe…. Lha wong dia asal Sleman, namun ndak juga jadian karena ternyata dia sudah bertunangan dan Cuma menganggap saya mahasiswa baru yang layak diplonco hahaha…..
“Jadi yang mana dong cinta pertama saya?”.
Semuanya berarti buat saya meski tak pernah bisa saya miliki diri mereka secara fisik, namun karena merekalah saya banyak belajar tentang mencintai tanpa harus memiliki. Sahabat saya tadi tak menjawab pertanyaan saya, malah bercerita tentang laki – laki pertama sekaligus satu – satunya pria yang ada di hatinya hingga kini yang sayangnya tak pernah bisa sahabat saya miliki. Laki – laki itu adalah teman semasa kecilnya, yang sangat ia cintai hingga dewasa, hanya sayangnya karena mereka bersahabat sedari kecil, si cowok tidak ngeh kalo ditaksir berat oleh sahabat saya, si laki – laki hanya menganggap perhatian dan kasih sayang sahabat tadi sebagai sebuah persahabatan abadi, hingga akhirnya mereka beranjak dewasa dan akhirnya si cowok menemukan pasangan sementara sahabat saya masih sendiri dan tentu saja patah hati.
Cinta pertama yang tak akan pernah mati, begitu kisahnya, hingga setiap pria yang datang mendekatinya selalu dia tolak dengan halus, dia tak akan pernah bisa mencintai orang lain lagi katanya.
Malam ini saya telah menghabiskan dua mug kopi rasa mocha instan ( bukan bikinan sendiri, karena memang beneran rasa mocha ) sambil membaca kembali email dari sahabat. Cintanya rupanya tak pernah mengenal kata expired,masih juga cerita tentang laki – laki yang sama yang tak pernah ia miliki, padahal di sana, di negara tempatnya tinggal, berjubel laki – laki dari berbagai bangsa yang bersedia menemaninya hingga akhir hayat.
Kali ini dia bercerita, pernah suatu ketika dia bertemu dengan seseorang yang mirip dengan cowok pertamanya dan kebetulan mereka saling mencintai, namun sahabat saya akhirnya memutuskan berpisah dengan laki – laki itu.
“Aku tak benar-benar mencintainya, aku hanya mencintai masa laluku yang kebetulan ada padanya, oh, seandainya aku tak ( pernah ) jatuh cinta pertama kali, barangkali aku sudah menemukan pendamping hidup yang bisa kucintai apa adanya, tak perlu ia mirip dengan siapapun”.
Tak adil bila saya memintanya untuk melupakan kekasih pertamanya, namun saya juga tak setuju bila hidupnya terbelenggu masa lalu.
“Enak ya jadi kamu,” tulisnya suatu hari tentang saya. Karena saya tak pernah ambil pusing dengan cowok pertama yang saya cintai padahal saya pernah sakit berat gara – gara putus cinta, tapi toh akhirnya saya memutuskan untuk memilih menikah dengan laki – laki yang melamar saya, meski dia tak sama dengan laki – laki pertama yang saya cintai.
“Life must go on, pren”, kataku
Saya tahu hidupnya memang telah berjalan sejak dulu, tapi sahabat saya bagai jalan di tempat dengan kenangannya.
First Love jadinya never die buat dia, tapi bagi saya cinta pertama adalah sebuah pembelajaran dimana saya untuk pertama kali jatuh hati dan disakiti namun masih tetap berbahagia karena pengalaman menyakitkan itu membuat saya mengerti, mencintai tak perlu menjadi belenggu untuk menjadi seorang yang lebih baik bagi orang lain.

Keinginan dan kebutuhan

Ketika keinginan – keinginan kita tidak juga terpenuhi dan do`a – do`a yang selalu kita panjatkan tidak kunjung dikabulkan Tuhan, apa pernah kita berpikir bahwa itu semua Dia lakukan demi kebaikan kita ?
Kita selalu merasa yakin bahwa kita mengetahui apa yang kita butuhkan. Tapi kebutuhan seringkali keliru dengan keinginan dan hal – hal yang kita inginkan tapi tidak kita butuhkan.
Tentu saja jika kita melihat apa yang disimpan oleh masa depan untuk kita, kita tidak akan pernah salah dalam mengajukan sebuah keinginan.
Tapi masa depan adalah hal yang tersembunyi dari pandangan kita, benang takdir seseorang terbentang jauh melebihi dunia kasat mata, kita tidak dapat melihat kemana ia akan berujung.
Siapakah yang dapat mengetahui bahwa kenikmatan pada hari ini dapat membawa kesengsaraan di keesokan hari atau kesengsaraan pada hari ini akan membuahkan kenikmatan di hari esok ?
( unknown )