Pemesanan Produk Oriflame :
Hubungi saya, NIKEN via SMS/Whatsapp Msg di 085643172023, Telp : 08885210403

Cara Order : SMS kan nama atau kode barang dan jumlah beserta alamat pengiriman. Jumlah total pembayaran termasuk ongkir akan diinformasikan.

Barang yang dipesan akan dikirim sesuai alamat yang anda berikan setelah melakukan transfer melalui rek BCA.

Harga berubah sesuai Katalog terbaru.

#KELUHAN TENTANG PEMAKAIAN PRODUK YANG DIBELI SELAINDAI BLOG, SILAHKAN DITUJUKAN KE COSTUMER CARE ORIFLAME CABANG TERDEKAT

Wednesday, 3 December 2008

Cinta tak mengenal expired date

Dulunya saya menganggap bahwa tidak pernah ada cinta yang abadi, orang boleh bilang saya pesimistis, barangkali karena saya terlalu banyak nonton acara infotaintment yang isinya berita cerai artis selebritis. Jadi cinta itu semacam makanan kaleng yang mengenal expired date, kalau sudah kadaluarsa dengan berat hati mesti didepak, cari lagi yang lebih fresh ( daripada sakit perut, hehehe ). Seringkali alasan yang klise sih sudah ndak cocok lagi ( tapi dulu kok cocok ya ).
  
Tapi setelah saya pikir – pikir lagi, sebenarnya yang expired itu bukan cinta, tapi pasangan kita sendiri atau bahkan kita sendiri. Seringkali pasangan kita atau bahkan diri kita sendiri berubah menjadi sosok yang nyebelin, membosankan, dan ngeselin ( termasuk manja, pemalas, cerewet, posesif, botak, gembrot, jerawatan dsb ), itu yang membuat kita berhenti mencintai pasangan kita dan memilih untuk berpisah. Mestinya sebelum ambil keputusan berpisah setiap orang harusnya berpikir bahwa kita pun bisa berubah menjadi orang yang nyebelin, membosankan, dan ngeselin bagi pasangan kita.
 
Seorang penulis, Mignon McLaughlin berkata , “sebuah pernikahan yang berhasil membutuhkan perasaan jatuh cinta berulang – ulang pada orang yang sama yaitu pasangan kita”. Mungkin mudah buat kita untuk jatuh cinta dengan orang lain apalagi bila dia jauh lebih baik daripada suami atau istri kita yang tiap hari, tiap saat kita jumpai masih tetap dengan wajah, dandanan dan sifat yang telah lama kita kenal ( yang tetep itu – itu saja ). Bisa jadi kita pernah bosan dan ingin bersama dengan orang yang benar – benar beda dengan pasangan kita. Bisa jadi just for fun cuma sesaat atau bila perlu diteruskan ( atau keterusan ). Kayaknya diperlukan usaha yang keras sekaligus tekad ( baca : niat ) yang kuat supaya bisa jatuh cinta tiap hari dengan orang yang sama ( baca : cerewet, posesif, botak, gembrot, jerawatan,manja dan pemales hehehe ).
  
Ada yang menarik ketika saya membaca satu cerpen yang ditulis Dee berjudul PELUK dalam bukunya RECTO VERSO, saya mendapatkan sebuah kisah perpisahan yang ( dibikin ) indah, ada kalimat – kalimat ; Aku tidak ingin bersamamu cuma karena enggan sendiri. Kau tidak layak untuk itu. Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain karena menemukan keutuhannya tercermin, bukannya ketakutannya akan sepi.( Peluk, halaman 56 ) . Ternyata sebagian orang memilih untuk berpasangan karena enggan sendiri, bahwa kesepian dan kesendirian itu bisa menjadi begitu menyiksa ( termasuk demi memperoleh kenyamanan finansial darinya ). Tapi pernahkah anda bertanya pada diri sendiri bahwa anda memilihnya karena dia adalah bagian dari diri anda ? . Untuk apa dia mesti menjadi bagian dari diri anda kini kalau di kemudian hari dia tak lagi sama ? 
Ketika cermin itu terbelah, apakah akhirnya anda akan memilih untuk mencari cermin lain yang utuh ?
Setiap orang bisa berubah, ketika kita tak lagi sejalan,seirama, mampukah kita untuk tetap bersama ? apakah anda akan mencari pasangan lain untuk menggantikannya ? Kalau dia sama dengan saya lalu untuk apa saya mencari pasangan ? 

Simak pula paragraph berikut ;
Hati adalah air, aku lantas menyimpulkan. Baru mengalir jika menggulir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Ada gravitasi yang secara alamiah menggiringnya. Dan jika peristiwa jatuh hati diumpamakan air terjun maka bersamamu aku sudah merasakan terjun, jumpalitan, lompat indah. Berkali – kali. Namun kanal hidup membawa aliran itu ke sebuah tempat datar dan hatiku berhenti mengalir. Siapa yang mengatur itu ? aku pun tahu. Barangkali kita berdua, tanpa kita sadari. Barangkali hidup itu sendiri, sehingga sia – sia menyalahkan siapa – siapa.
Aku ingin mengalir. Hatiku belum mau mati. Aliran ini harus kembali memecah dua agar kita sama – sama bergerak. Sebelum kita terlalu jengah dan akhirnya pisah dalam amarah
( Peluk,halaman 56 – 57 )
Mungkin dengan membaca cerita Dee di atas, kita bisa paham alasan mengapa Dee memutuskan untuk bercerai dari Marcel dan menikah dengan Reza Gunawan ( sorry, sekarang saya jadi agak rajin nonton infotainment hehehe )
.
Seringkali dalam perjumpaan dan perpisahan orang sama – sama menunjuk Tuhan, bahwa karena takdir-Nya lah kita bertemu dan berpisah. Dalam sebagian kasus memang benar. Namun tak adil rasanya ketika kita menjadikan takdir Tuhan sebagai alasan kita menentukan perpisahan, sebab kita punya kemampuan untuk memilih. Memilih untuk tetap bersama dengan segala perbedaan dan menyelesaikan masalah yang ada atau memilih untuk jalan sendiri – sendiri.
Adakalanya kita berhenti mencintai pasangan kita seperti air yang berhenti mengalir, lalu membeku serupa stalagmit dan stalagtit, kita butuh untuk tetap mengalir agar kita tetap hidup dengan mencintai orang lain. Sebagian orang menganggap bertahan dalam kepalsuan ketika kita tetap mempertahankan sebuah hubungan yang hambar. Barangkali suatu saat nanti saya akan memilih jalan yang sama,  namun semoga saja tidak, karena saya tak yakin, ketika menjalani kehidupan bersama orang lain saya tak akan mendapati masalah yang sama. Apakah saya akan meninggalkan begitu banyak luka diatas kebahagiaan saya terbebas darinya ?
 
Bukan cinta atau hubungan yang expired, namun pribadi yang tak lagi sama seperti awal kita memutuskan untuk melangkah bersama.  


1 comment:

etikush said...

Saya pernah, masih dan sedang mencintai "seseorang".
Saya mencintai dia karena saya mencintai dia.
Walaupun sejak awal saya tahu bahwa kami tak cocok bersama...
Dan sejak awal saya mencintai dia-pun, saya sudah memutuskan "hanya mencintai bukan memiliki"