Pemesanan Produk Oriflame :
Hubungi saya, NIKEN via SMS/Whatsapp Msg di 085643172023, Telp : 08885210403

Cara Order : SMS kan nama atau kode barang dan jumlah beserta alamat pengiriman. Jumlah total pembayaran termasuk ongkir akan diinformasikan.

Barang yang dipesan akan dikirim sesuai alamat yang anda berikan setelah melakukan transfer melalui rek BCA.

Harga berubah sesuai Katalog terbaru.

#KELUHAN TENTANG PEMAKAIAN PRODUK YANG DIBELI SELAINDAI BLOG, SILAHKAN DITUJUKAN KE COSTUMER CARE ORIFLAME CABANG TERDEKAT

Monday, 3 March 2008

Cerita tentang pemutih muka dan raga

Beberapa kali saya merasa agak terganggu dengan iklan pemutih muka. Di iklan itu diceritakan seorang laki – laki yang akhirnya kembali ke pacar lamanya karena pacarnya itu kini mukanya sudah putih dan cantik. Begitu seolah citra yang ingin di sampaikan oleh iklan tersebut, kalau ingin merebut hati cowok, pakai saja pemutih wajah, dijamin kalau sudah putih pasti sang cowok bakalan naksir berat. Juga sebuah iklan lain yang mengatakan sewaktu dia masih berkulit gelap, tak ada cowok yang mendekati namun setelah memakai pemutih dan kulitnya jadi terang, banyak cowok mendekatinya serupa semut mengerubuti gula.
Perempuan memang mahal, kata seorang teman saya. Mungkin iya, itu juga karena citra yang telah lama disampaikan oleh masyarakat, jadi jangan salahkan seratus persen si cewek. Bagaimana tidak, sejak dulu citra perempuan sempurna adalah berkulit putih dan mulus, bertubuh langsing, berambut panjang lurus ( ndak ikal atau keriting ), hidung mancung, jari lentik dan sebagainya. Kasihan juga yang tidak memenuhi kriteria tersebut termasuk saya hehehe.....
Cerita tentang pemutih wajah membuat saya teringat dengan seorang teman kuliah, anak Kalimantan yang merantau ke Surabaya dan ditakdirkan menjadi teman.
Waktu itu sekitar tahun 1996 ada sebuah produk pemutih wajah yang diiklankan bisa memutihkan wajah. Teman saya tadi tertarik mencobanya. Karena ayahnya bekerja di sebuah kilang minyak di Kalimantan, tentu tidak susah meminta jatah uang kuliah lebih dari biasanya demi impian bisa tampil seputih putri salju. Ternyata proses pemutihannya mengerikan menurut saya, karena setelah dia menjalani facial dan memakai krim ini itu, kulit mukanya memerah dan mengelupas ( nyaris mirip luka bakar ), hingga terlihat kulit berikutnya yang putih. Mirip kulit bawang yang kering mengelupas, maka kelihatan kulit di bawahnya yang seharusnya belum waktunya menggantikan kulit luar Apalagi pantangannya adalah tidak boleh berpanas – panas terkena matahari, kulitnya berubah menjadi sangat sensitif. Mana bisa untuk saya ? Matahari adalah sahabat saya sehari – hari.
Namun yang menyedihkan sekaligus menggelikan, sesudah usahanya mengelupaskan kulit hitamnya itu ternyata kulit putihnya tidak bertahan lama. Sebentar kemudian kulitnya kembali hitam seperti sedia kala, sampai – sampai teman – teman menasihatinya “sudahlah, ndak usah yang aneh – aneh, kalau sudah hitam ya terima aja”. Teman saya tadi sempat mendongkol, tapi lama – lama dia bisa menerima. Saya pun sebenarnya punya keinginan ingin putih, namun syukurlah tidak terlalu menggebu – gebu seperti teman saya tadi hingga harus rela kulitnya mengelupas. Saya katakan padanya, kenapa dia berfokus pada hal – hal yang tidak mungkin dia ubah, karena Tuhan pasti lebih tahu dia lebih baik berkulit hitam daripada putih ( lagipula gen alias keturunan dia kan berkulit hitam, kalau adiknya ternyata lebih putih itu kan karena dia tinggal di pedalaman Kalimantan bukan seperti dia yang berpanas – panas di Surabaya ). Setelah itu dia agak berubah sedikit, hobi dandannya masih tapi sudah tak terobsesi lagi memiliki kulit putih ( mungkin juga karena melihat saya yang sok pe-de berkulit cokelat dan bisa gaul dengan orang – orang dari segala kasta dan gender ), akhirnya setelah lulus kuliah dan punya uang lebih, dia meneruskan ke S2. Mending-lah uangnya buat sekolah lagi daripada buat mengelupas kulitnya.
Kini produk pemutih makin banyak dengan efek samping yang lebih kurang tidak lagi menggenaskan seperti dulu. Namun saya jadi berpikir – pikir lagi segitu pentingkah pemutih wajah dan raga sebagai pemikat lawan jenis dan alat untuk mencapai cita – cita ? Tampil menarik memang menjadi keinginan banyak orang termasuk pula saya. Wajar. Tapi kalau untuk mendapatkan penampilan yang menarik lalu mati-matian berusaha mengubah ciptaan Tuhan, apa itu bisa dibenarkan ? Mungkin saya sok usil karena mengurusi hal yang kadang dianggap remeh temeh ini, tapi masalah ini menurut saya ada hubungan dengan pencitraan diri seperti yang diinginkan oleh media dan masyarakat. Saya sedih lihat usaha teman saya tadi yang mati – matian berusaha mempermak dirinya, lupa bahwa ada something inside yang seharusnya lebih penting untuk dipermak, hati dan cara berpikir. Kalau hati sudah cantik, sikap kitapun akan cantik dan positif, sedangkan kecantikan fisik lebih membuat kita untuk berpikir bagaimana caranya kita bisa cantik luar, bahkan bila perlu ke dukun pasang susuk. Lagipula cantik fisik itu relatif, dalam artian karena dia tidak abadi meski beberapa orang mendapat anugerah tetap cantik di usia tua juga karena definisi cantik seorang perempuan berbeda satu sama lain. Ada yang secara fisik biasa – biasa saja, namun lama – lama kalau dilihat kok manis juga, ada yang sangat cantik bahkan nyaris sempurna tapi karena cemberut melulu dan sok jaim malah tidak disukai pria.
Tubuh memang perlu dirawat karena dia adalah anugerah sang Kuasa. Sudah saatnya kita, memulai dari diri sendiri untuk berani memutarbalikkan opini kebanyakan bahwa cantik itu sama dengan kulit putih, rambut lurus, tubuh langsing, hidung mancung dan sebagainya, berubah dengan berani mengatakan bahwa saya cantik apapun dan bagaimanapun diri saya. Kalau saya bisa menerima diri saya apa adanya, maka orang lain pun akan menerima saya apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihan saya.

No comments: