Pemesanan Produk Oriflame :
Hubungi saya, NIKEN via SMS/Whatsapp Msg di 085643172023, Telp : 08885210403

Cara Order : SMS kan nama atau kode barang dan jumlah beserta alamat pengiriman. Jumlah total pembayaran termasuk ongkir akan diinformasikan.

Barang yang dipesan akan dikirim sesuai alamat yang anda berikan setelah melakukan transfer melalui rek BCA.

Harga berubah sesuai Katalog terbaru.

#KELUHAN TENTANG PEMAKAIAN PRODUK YANG DIBELI SELAINDAI BLOG, SILAHKAN DITUJUKAN KE COSTUMER CARE ORIFLAME CABANG TERDEKAT

Wednesday, 19 December 2007

Kecoa






Pernah ketemu kecoa ? pasti pernah, binatang ini adalah makhluk universal, dimana – mana ada, bahkan di Jepang yang konon katanya negara yang super bersih ( saya pernah nemu seekor di dekat selokan saat saya berkunjung ke sana ).
Saya sebenarnya ndak tertarik membicarakan kecoa karena saya membencinya. Namun malam itu ada yang menarik dalam seekor kecoa yang membuat saya terpaksa malu dengan makhluk menjijikkan itu.
Malam itu seperti biasa Lurik, kucing saya menemani saya nonton TV dan hobinya adalah menggigiti jempol kaki saya ( nyebelin kan ? padahal saya sudah siapin sapu lidi, eh tiap kali saya pukul kepalanya dia malah menjadikan sapu lidi saya mainan, dasar kucing! ), tapi beruntung tiba – tiba nongol seekor kecoa dari kamar mandi yang kemudian membuat Lurik teralih perhatiannya dari jempol kaki saya dan mulai mengejar kecoa tersebut. Saya melihatnya antara ingin tertawa sekaligus kasihan dengan si kecoa. Ternyata Lurik bukannya memakan kecoa itu namun hanya menjadikannya mainan. Waktu si kecoa terjungkal dan terbalik kakinya di atas, Lurik hanya memandangnya saja. Si kecoa tentu saja berjuang mati – matian agar bisa kembali ke posisi awal dan melarikan diri dari kejaran si Lurik karena setiap kali si kecoa berhasil tengkurap si Lurik akan mengejarnya lagi, biasanya akan berakhir dengan kematian kecoa, bukan karena digigit Lurik tapi mati stressi ( makanya jangan terlalu stress, cepet mati loh…)
Malem ini kecoa tersebut lebih beruntung dari temannya yang lalu yang saya temukan mati di bawah meja TV. Dia meronta-ronta, mengepakkan sayap kecilnya, berusaha untuk lepas dari Lurik. Dia akan berpura – pura mati bila Lurik memperhatikannya, namun akan kembali berusaha bangun ketika si Lurik lengah. Saya terus memperhatikannya sampai Lurik bosan dengan mainannya dan pergi meninggalkan sang kecoa, tidur di samping saya yang sedang nonton TV. Si kecoa pun melarikan diri ke halaman.
Yang membuat saya terkesan adalah usaha si kecoa untuk survive , untuk bertahan hidup. Kecoa mungkin nggak sepintar dan sekuat kita, namun berapa banyak dari kita yang mampu bangkit dari kesulitan dan kesukaran hidup ? putus asa dan mengaku lelah dengan hidup lalu mengakhirinya dengan kematian ?. Masa iya sih, kita kalah sama kecoa ? Saya mengamati teknik kecoa tersebut dalam usahanya untuk survive, dia berusaha mati – matian untuk bisa bangkit lagi, namun ketika dia lelah dia berhenti sejenak untuk mengumpulkan tenaga.
Seharusnya kita pun demikian, kita mesti bekerja maksimal semampu yang kita bisa, lalu ketika kita lelah dengan pekerjaan yang seolah tak ada habisnya, bos yang marah melulu, masalah yang datang bertubi - tubi, kita perlu jeda sesaat, menarik nafas dalam – dalam dan menghembuskannya perlahan. Setelah kondisi memungkinkan, kembali lagi bekerja dengan suka cita. Selama ini kebanyakan kita kan mengeluh melulu kalau dibebani terlalu banyak pekerjaan dan masalah, coba deh diselesaikan step by step dengan hati riang tanpa nggerundel. Harusnya kita bersyukur masih memiliki pekerjaan daripada orang lain yang susah payah untuk mendapatkan pekerjaan. Jangan dikira orang – orang yang sering ndak punya kerjaan sebanyak kita itu hidupnya menyenangkan. Pasti dia bosan juga bengong melulu, ngerumpi melulu, chat melulu yang belum tentu ada hubungannya dengan pekerjaan.
Saya juga belajar dari customer saya di Jepang, dia adalah seorang pekerja keras dan sering membuat saya kagum dengan daya tahan tubuh dan cara dia mengatasi kelelahan baik fisik maupun mental. Waktu saya tanya resepnya dia cuma bilang bahwa dia bekerja semampu dia namun pada saat jeda dia akan benar – benar menikmatinya. Waktu istirahat benar – benar dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya untuk men-charge energinya termasuk bila ada libur kerja, jadi pada saat kembali bekerja dia benar – benar dalam keadaan fresh bahkan bila atasannya menuntut kerja lembur dia oke – oke saja. Kadang sepulang kerja, sebelum pulang ke rumah dia mampir dulu ke kafe bersama temannya untuk saling bertukar pikiran atau berkaraoke melepas stress ( katanya dia tidak ingin pulang ke rumah bertemu istri dan anaknya dalam keadaan kalut dan tertekan karena pekerjaan ). Kita manusia, bukan robot, bahkan mesin pun punya jangka waktu operasi. Jadi kalau mesin saja dibatasi jam operasionalnya apalagi manusia. Gunakan waktu sebaik mungkin, jangan menunda pekerjaan ( kalau bisa dikerjakan sekarang kenapa harus dikerjakan nanti ? ) dan gunakan waktu istirahat dengan sebaik – baiknya.










No comments: