Pemesanan Produk Oriflame :
Hubungi saya, NIKEN via SMS/Whatsapp Msg di 085643172023, Telp : 08885210403

Cara Order : SMS kan nama atau kode barang dan jumlah beserta alamat pengiriman. Jumlah total pembayaran termasuk ongkir akan diinformasikan.

Barang yang dipesan akan dikirim sesuai alamat yang anda berikan setelah melakukan transfer melalui rek BCA.

Harga berubah sesuai Katalog terbaru.

#KELUHAN TENTANG PEMAKAIAN PRODUK YANG DIBELI SELAINDAI BLOG, SILAHKAN DITUJUKAN KE COSTUMER CARE ORIFLAME CABANG TERDEKAT

Saturday 3 May 2008

It’s easier to run..............

Masa kecil dulu saya suka berlari, rasanya asyik saja merasakan hembusan angin menerpa badan, lebih asyik lagi saat hujan. Seperti yang diceritakan oleh Andrea Hirata dalam bukunya “Sang Pemimpi”.

“Amboi, aku senang sekali berlari.
Aku senang berlari menerobos hujan, seperti selendang menembus tirai air berlapis – lapis
Aku tak pernah kelelahan berlari.
Tubuhku ringan, kecil dan ramping dengan rambut ikal panjang dan kancing baju yang sering tak lengkap, jika berlari aku merasa seperti orang Indian, aku merasa menjadi layangan kertas kajang berwarna – warni, aku merasa seumpama benda seni yang meluncur deras menerabas angin
( Sang Pemimpi, p :141-142 ).

Sebenarnya ada hal yang membuat saya suka berlari. Awalnya karena terpaksa. Jalan menuju sekolah yang terdekat hanya ada dua jalan, namun sayangnya di dua jalan tersebut saya selalu menemukan halangan. Jalan pertama, seorang tetangga, perjaka tua keturunan cina yang selalu iseng menggoda saya dengan menyuruh anjing cokelatnya mengejar saya. Sebenarnya anjingnya agak lucu kalau lagi duduk manis, mirip anjing Scooby Doo, tapi mendadak berubah beringas kalau saya sedang lewat di depan rumahnya padahal saya tidak pernah mengganggunya. Berdiam diri atau berlari sama saja, sang anjing akan menarik – narik rok saya. Begitulah, setiap pagi berangkat sekolah dan siang saat pulang sekolah saya terpaksa berlari sekencang – kencangnya menghindari anjing tersebut, sedangkan si pemuda cina tertawa terbahak – bahak melihat saya berlari dikejar anjingnya. Cukup menghibur.
Jalan yang kedua adalah jalan kampung, saya terpaksa berhadapan dengan kalkun yang sombong bin congkak yang selalu menghadang siapapun juga termasuk saya, yang tidak sempat berlari atau kalah cepat dari si kalkun akan merasakan patukannya yang sebenarnya ndak cukup menyakitkan namun yang lebih penting malunya ditertawakan orang sepanjang jalan karena perkampungan tersebut lumayan padat. Si kalkun merasa jalan kecil itu adalah wilayah kekuasaannya, lupa bahwa ia tidak lagi tinggal di padang rumput yang maha luas namun harus tinggal berjejal di antara manusia. Lagipula waktu itu saya masih kelas 3 SD, postur tubuh saya yang mungil buat si kalkun yang tinggi besar adalah sasaran empuk, mungkin pikirnya saya mirip burung emprit.
Dikejar unggas sebenarnya adalah hal yang sangat memalukan buat saya lebih daripada dikejar anjing Scooby Doo namun saya tak punya pilihan lain yang lebih baik. Maka saya lebih memilih jalan kedua, daripada dikejar anjing lebih baik dikejar kalkun, lagi pula setelah lama “berlatih” dikejar anjing, kecepatan lari saya sudah lumayan, cukup untuk mengalahkan si kalkun yang sombong, ditambah dengan beberapa strategi jitu menyuruk – nyuruk di rerimbunan perdu di samping jalan kampung.
Keuntungan berlatih lari bersama binatang – binatang itu setiap hari, saya menang lomba lari sprinter di kampung dan di sekolah mengalahkan teman – teman saya yang kebanyakan laki – laki.
Ketika akhirnya pemuda Cina tersebut meninggal dunia karena sakit, saya merasa agak sedikit kehilangan, anjingnya mendadak tak berselera mengejar saya padahal saya kadang – kadang masih lewat depan rumahnya, si anjing hanya terduduk lesu di samping sepeda jengki yang sering dipakai pemuda itu. Juga si kalkun yang mendadak menghilang, mungkin karena sudah disembelih pemiliknya untuk merayakan Thanksgiving. Saya masih melanjutkan hobi berlari, namun hanya joging biasa tiap Minggu pagi atau bila takut terlambat tiba di sekolah. Rasanya tidak seseru ketika saya dikejar – kejar anjing dan kalkun. Kurang menantang.
Waktu kuliah, lain lagi yang mengejar saya, seekor ular sawah yang tiba – tiba nyelonong ke koridor kampus tempat biasa saya dan teman – teman kongkow nunggu jam kuliah. Kebetulan gedung jurusan saya berkuliah berdekatan dengan sepetak sawah milik penduduk sekitar kampus. Alhasil cewek – cewek bubar begitu tahu ada seekor ular menampakkan diri di sana, yang menyebalkan, ternyata ular itu langsung menuju ke arah saya yang sudah menjerit naik ke atas pagar tembok. Sampai beberapa lama si ular masih menunggu saya di bawah dan dia tak berhasil merayap ke atas tembok, untung ada seorang teman laki – laki yang bersedia mengusir sang ular. Kata teman – teman meledek mungkin sebentar lagi saya akan dilamar orang karena katanya orang yang mimpi dikejar ular akan dilamar seorang cowok ( lah, saya kan ndak mimpi tapi beneran dikejar ular, gimana sih! )
Sampai sekarang saya masih sesekali berlari, terutama karena areal parkir tempat kerja berjarak sekitar 500 meter dari gedung tempat saya bekerja ( Technical Department ), dan perusahaan saya menyatakan kalau pada saat saya membarcode ID Card saya dan jam telah menunjukkan waktu pukul 07.00.01 maka saya telah dianggap terlambat meski hanya 1 detik ( busyeettt dah! ), padahal dulu masih ada toleransi dianggap terlambat bila lebih dari satu menit. Bahkan ketika saya barcode pada jam 06.59, saya masih ditegur atasan karena saya kok baru datang pada detik – detik terakhir. Yang menyebalkan lagi, pada sistem tersebut otomatis membuat ranking seberapa sering orang tersebut terlambat dalam satu bulan dan dapat diakses via intranet, yang artinya, semua unit di perusahaan bisa membaca siapa saja yang paling banyak terlambat bulan ini. Tidak dipotong gaji sih, cuma bonus disiplin sebesar Rp 40.000/bulan melayang dan malunya itu lho...kalau sampai dibaca teman kerja atau yang parah ditegur atasan saat meeting pagi dihadapan banyak orang. Maka berlari, sekali lagi adalah kebiasaan yang baik dan sehat sekaligus memberi pendapatan tambahan di tempat kerja saya ;-)

No comments: