Pemesanan Produk Oriflame :
Hubungi saya, NIKEN via SMS/Whatsapp Msg di 085643172023, Telp : 08885210403

Cara Order : SMS kan nama atau kode barang dan jumlah beserta alamat pengiriman. Jumlah total pembayaran termasuk ongkir akan diinformasikan.

Barang yang dipesan akan dikirim sesuai alamat yang anda berikan setelah melakukan transfer melalui rek BCA.

Harga berubah sesuai Katalog terbaru.

#KELUHAN TENTANG PEMAKAIAN PRODUK YANG DIBELI SELAINDAI BLOG, SILAHKAN DITUJUKAN KE COSTUMER CARE ORIFLAME CABANG TERDEKAT

Wednesday 20 February 2013

DETERMINING MARKET BUSINESS - Menentukan Pasar Bisnis Anda




gambar diambil dari beaconbrokerage.ca

(Create Niche Market)
Not a single business in the world that could accommodate all the needs of everyone. The sharper your market segment, the better.

(Ciptakan Ceruk Pasar)
Tidak ada satu pun bisnis di dunia ini yang bisa mengakomodir setiap orang atas semua kebutuhannya. Semakin tajam segmen pasar Anda, akan semakin bagus.Karena itu anda membutuhkan pengetahuan tentang produk yang banyak diminati oleh pasar tertentu.

Sharp market segments will make it easier to market your products. This process is usually called stage created a niche market and is the biggest key to success for the company in the beginning.
Segmen pasar yang tajam akan membuat Anda makin mudah untuk memasarkan produk. Proses ini biasanya disebut tahap menciptakan ceruk pasar dan merupakan kunci sukses bagi perusahaan terbesar pada mulanya.

For example, Ace Hardware and Corner Clothing, both retailers. But Ace Hardware focus on equipment and labor, while the focus on the clothes Clothing Shoppe. Good market niche we can not be granted, but must be cultivated.
Sebagai contoh Ace Hardware dan Pojok Busana, sama-sama retailer. Tapi Ace Hardware fokus pada peralatan dan perangkat kerja, sementara Pojok Busana fokus pada pakaian. Ceruk pasar yang baik tidak akan kita dapat begitu saja, melainkan harus diusahakan.

The trick? Of course with consumer education about our business, who we are, and what our products. However, many entrepreneurs it wrong, they get into a trap "All There", which eventually their business so biased.
Caranya? Tentu dengan edukasi konsumen tentang bisnis kita, siapa kita, dan apa produk kita. Namun, banyak entrepreneur justru salah kaprah, mereka masuk ke jebakan “Segala Ada”, yang akhirnya bisnis mereka jadi bias.

Remember, "a focused market segment is the root of a great business, and not accommodate all the needs of all people."

Yang perlu diingat, “Segmen pasar yang terfokus adalah akar dari bisnis yang besar, dan bukan mengakomodir semua kebutuhan atas semua orang”.

http://www.facebook.com/majalahpengusahaindonesia

Sunday 17 February 2013

Atasi Jerawat dengan Rangkaian Pure Nature Tea Tree -untuk semua usia-


Anda memiliki masalah dengan kulit berminyak dan sedikit jerawat? Anda dapat mencoba rangkaian produk berikut ini, yaitu Pure Nature Tea Tree & Rosemary.

Untuk langkah awal, anda dapat menggunakan Face Wash yang disebut sebagai Pure Nature Organic Tea Tree & Rosemary Purifying Wash & Tone Gel ( 150 ml). Kode 21350.

Membersihkan dan membantu menyamarkan noda secara menyeluruh


Atau anda ingin mencoba sabun batangannya? Anda dapat mencoba Pure Nature Organic Tea Tree & Rosemary Purifying Soap Bar (100gr). Kode 23468.

Busa sabun yang ringan


Merupakan sabun wajah yang lembut dan tidak membuat kulit anda menjadi kering, menghilangkan kotoran dan mengurangi kelebihan sebum. Dapat anda gunakan siang dan malam yang kemudian diikuti dengan menggunakan cream wajah Tea Tree Face Cream.
Merupakan krim wajah ringan tak berminyak dengan Tea Tree Oil dan Rosemary Oil yang membersihkan dan memurnikan yang sesuai untuk kulit anda yang berminyak (75 ml). Kode 23675.

Menjaga keseimbangan kulit berminyak



Anda dapat pula menggunakan stik pintar ini untuk menyembunyikan dan membantu menyamarkan ketidaksempurnaan. Anda dapat menyamarkan kemerahan akibat jerawat yang meradang dengan stik warna hijau dan tutupi dengan warna beidge yang cenderung mirip dengan warna kulit anda, setelah itu anda dapat ber make up seperti biasa (4gr). Kode 21351.

Menutupi dan membantu menghilangkan noda


Anda dapat pula menggunakan Pure Nature Organic Tea Tree & Rosemary Purifying Oil  untuk membersihkan dan merawat kulit berjerawat secara intensif. Formula efektif dengan konsentrat tea tree oil untuk memurnikan kulit bernoda, dan Rosemary oil untuk mengencangkan (10ml). Kode 21352.
Membersihkan dan merawat kulit berjerawat secara intensif


Anda ingin produk yang dapat menyerap kelebihan minyak di area T anda ? Gunakan kertas penyerap minyak Optimals Matte Touch Face Blotting Tissues. Kertas ini dapat menyerap minyak bahkan pada saat anda menggunakan make up. Tekan dengan lembut di area T dan bagian kulit lain yang berminyak
50 lembar.



Untuk informasi lebih lanjut atau pertanyaan seputar produk, silahkan sms ke 085643172023 atau 08885210403

Sumber : www.oriflame.co.id

Tender Care Cherry Protecting Balm



pic.www.oriflame.co.id

Tender care merupakan perawatan legendaris sejak tahun 1982 yang merupakan ikon perawatan kulit sejati. Berbentuk sseperti balm dengan aroma cherry ( terdapat pula yang plain tanpa aroma ) yang memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :


1. Dapat digunakan sebagai lipbalm yang merawat dan menenangkan bibir yang pecah-pecah.

2. Juga cukup lembut untuk digunakan disekitar mata untuk menutrisi agar kulit sekitar mata menjadi lembut.

3. Dapat pula digunakan untuk melembabkan area-area kasar seperti siku, lutut dan lain-lain.

4. Dapat digunakan sebagai krim kutikula pada kulit yang meradang atau luka bakar. Atau bila kulit tangan anda kasar dan pecah-pecah akibat alergi sabun cuci pada saat anda mencuci baju atau perkakas dapur, anda dapat menggunakan tender care untuk melembutkan tangan anda.



Dapatkan promo menarik dengan harga hanya Rp 39.900,- ANDA MEMBELI SATU ( 1 ), DAPATKAN GRATIS SATU ( 1 ), selama bulan February.
Segera hubungi saya dengan sms ke 08123121713 atau 031-91074649

Persediaan terbatas !!

Wednesday 13 February 2013

The Power of Self Discipline leads to cash flow






Source/Nara Sumber :http://www.richdad.com/Resources/Rich-Dad-Financial-Education-Blog/February-2013/the-power-of-self-discipline-leads-to-cash-flow.aspx

They say that a picture is worth a thousand words. Study the diagrams above and see if you can pick up some of the distinctions between the two stories. If you're financially intelligent, you can see important distinctions in the diagrams above.

Mereka mengatakan bahwa sebuah gambar bernilai seribu kata. Pelajari diagram di atas dan lihat apakah Anda dapat mengambil beberapa perbedaan antara kedua cerita. Jika Anda cerdas secara finansial, Anda dapat melihat perbedaan penting dalam diagram di atas.

The Power of Cash Flow
The first diagram depicts the actions of those who pay themselves first. Each month they allocate money to their asset column before they pay their monthly expenses.


Kekuatan Arus Uang
Diagram pertama menggambarkan tindakan mereka yang membayar dirinya sendiri terlebih dahulu. Setiap bulan mereka mengalokasikan uang untuk kolom aset mereka sebelum mereka membayar biaya bulanan mereka.

The second diagram depicts the actions of those who pay everyone else before they pay themselves. Each month they allocate money to their expenses column and then invest with whatever is left over—which is usually nothing.

Diagram kedua menggambarkan tindakan mereka yang membayar orang lain sebelum mereka membayar sendiri. Setiap bulan mereka mengalokasikan uang untuk kolom pengeluaran mereka dan kemudian berinvestasi dengan apa pun yang tersisa-yang biasanya tidak ada.

If you understand the power of cash flow, you will understand what is wrong with the second diagram. It's the reason why 90 percent of people work hard all their lives and need government support like Social Security when they are no longer able to work. The reason is they pay themselves last.

Jika Anda memahami kekuatan arus kas, Anda akan mengerti apa yang salah dengan diagram kedua. Ini adalah alasan mengapa 90 persen orang bekerja keras sepanjang hidup mereka dan membutuhkan dukungan pemerintah seperti Jaminan Sosial ketika mereka tidak lagi mampu bekerja. Alasannya adalah mereka membayar diri sendiri terakhir.

The self-discipline of the rich
In order to be rich, you must have the self-discipline to pay yourself first. By this, I simply mean using your income to invest in cash-flowing assets before you pay your bills or buy anything fun. This in turn will create more income that you can use to invest in more, cash-flowing assets. Do that and you'll have more money than you know what to do with.


Disiplin diri orang kaya
Untuk menjadi kaya, Anda harus memiliki disiplin diri untuk membayar diri Anda dulu. Yang saya maksudkan berarti menggunakan penghasilan Anda untuk berinvestasi secara tunai untuk membeli atau memiliki aset sebelum Anda membayar tagihan Anda atau membeli sesuatu yang menyenangkan. Hal ini pada gilirannya akan menciptakan lebih banyak pendapatan yang dapat Anda gunakan untuk berinvestasi lebih banyak, kas mengalir aset. Lakukan itu dan Anda akan memiliki lebih banyak uang daripada yang Anda tahu apa yang harus dilakukan dengan uang anda.

Paying yourself first is not easy. In fact, it can be scary, especially when the bills are piling up. But you must develop the self-discipline to do it.

Membayar diri Anda terlebih dahulu tidak mudah. Bahkan, itu bisa menakutkan, terutama ketika tagihan anda menumpuk. Tapi Anda harus mengembangkan disiplin diri untuk melakukannya.

Simply put, those who have low self-esteem and low tolerance for financial pressure can never be rich. The world will push you around, not because people are bullies (though some of them are) but because it's natural for those with no or low internal control and discipline to be pushed around. People who lack self-discipline are often the victims of those who do have self-discipline.

Sederhananya, mereka yang memiliki toleransi harga diri yang rendah dalam tekanan keuangan tidak pernah bisa menjadi kaya. Dunia akan mendorong Anda sekitar, bukan karena orang-orang pengganggu (meskipun beberapa dari mereka memang ada dan mengganggu) tapi karena itu wajar bagi mereka yang tidak atau rendah kontrol internal dan disiplin harus didorong oleh orang atau kondisi di sekitarnya. Orang-orang yang kurang disiplin diri seringkali menjadi korban dari mereka yang memiliki disiplin diri.

The three most important self-discipline skills
In the entrepreneur classes I teach, I constantly remind people not to focus on a product, service, or widget. Rather, I tell them to focus on developing management skills, and the three most important skills I tell them to focus on are:

Tiga yang paling penting disiplin diri keterampilan
Dalam kelas pengusaha dimana saya mengajar, saya selalu mengingatkan orang untuk tidak fokus pada produk, layanan, atau widget. Sebaliknya, saya memberitahu mereka untuk fokus pada pengembangan keterampilan manajemen, dan tiga keterampilan paling penting yang saya beritahukan kepada mereka untuk fokus pada adalah:

1.Cash flow ( Arus Uang )
2.People ( Orang - orang )
3.Personal time ( Waktu pribadi )


Whether you own a business or not, these are the three most important self-discipline skills you can master in life. It takes self-discipline to increase your cash flow by paying yourself first, to deal with people who want to take your money before you pay yourself and to negotiate deals, and to spend your personal time wisely by increasing your financial education and finding great deals and opportunities.

Apakah Anda memiliki bisnis atau tidak, ini adalah tiga yang paling penting, ketrampilan tentang disiplin diri yang Anda dapat kuasai dalam hidup. Dibutuhkan disiplin diri untuk meningkatkan arus uang Anda dengan membayar diri Anda terlebih dahulu, untuk berurusan dengan orang-orang yang ingin mengambil uang Anda sebelum Anda membayar diri sendiri dan untuk menegosiasikan kesepakatan, dan menghabiskan waktu pribadi Anda dengan bijaksana dengan meningkatkan pendidikan keuangan Anda dan menemukan penawaran hebat dan peluang.

If you can master these three self-discipline skills, you can be rich

Jika Anda dapat menguasai tiga disiplin diri keterampilan, Anda dapat menjadi kaya.

Use pressure to grow your self-discipline
Gunakan tekanan untuk menumbuhkan disiplin pada diri anda

Now, I can hear some of you objecting because you believe in paying your bills first. I am not saying don't pay your bills. All I'm saying is pay yourself first. Kim and I have been doing this for years and reaping the benefits. Were there times when we came up short and didn't have the money we needed to pay our bills? Yes.

Sekarang, saya bisa mendengar beberapa dari Anda keberatan karena Anda percaya pada membayar tagihan Anda terlebih dahulu. Saya tidak mengatakan tidak membayar tagihan Anda. Yang saya katakan adalah membayar diri Anda dulu. Kim dan saya telah melakukan ini selama bertahun-tahun dan menuai manfaat. Apakah ada saat ketika kita dalam waktu yang pendek dan tidak memiliki uang yang kita butuhkan untuk membayar tagihan kita? Ya.

When we occasionally came up short, we still paid ourselves first, however. The government and creditors would call and howl. I let them. I like it when they get rough. Why? Because they do me a favor. They inspire me to go out and create more money. They grow my self-discipline through pressure.

Pendeknya, kami masih membayar diri kita terlebih dahulu di awal, namun kami tahu bahwa pemerintah dan kreditor akan menelepon dan melolong. Aku membiarkan mereka. Aku suka kalau mereka menagih dengan kasar. Kenapa? Karena mereka membantu saya. Mereka menginspirasi saya untuk pergi keluar dan membuat lebih banyak uang. Mereka menumbuhkan disiplin diri saya melalui tekanan.

So, I pay myself first, invest the money, and let the creditors yell. I generally pay them right away and have excellent credit. We just don't cave into the pressure of liquidating or spending our savings to pay consumer debt. That isn't the financially intelligent thing to do. Instead, we grow our cash flow.

Jadi, saya membayar diri saya lebih dulu, menginvestasikan uang, dan membiarkan para kreditur berteriak. Saya biasanya membayar mereka segera dan memiliki kredit yang baik. Kami hanya tidak mengharapkan penghapusan hutang atau menghabiskan tabungan kami untuk membayar utang konsumen. Itu bukan hal yang cerdas secara finansial dapat dilakukan. Sebaliknya, kita menumbuhkan arus uang kami.

To successfully pay yourself first, keep the following in mind
Agar anda berhasil membayar diri Anda dulu, ingat-ingatlah prinsip berikut dalam pikiran Anda

1.Don't get into large debt positions that you personally have to pay for.
1.Jangan masuk ke posisi utang besar yang Anda secara pribadi harus membayarnya

2.Keep your expenses low. Build up assets first. Then buy the big house or nice car. Being stuck in the Rat Race is not intelligent.
2.Jaga agar pengeluaran Anda tetap rendah. bangunlah aset terlebih dahulu. Kemudian membeli rumah besar atau mobil yang bagus. Jangan terjebak dalam Balap Tikus yang tidak cerdas, dengan membeli apa yang sebenarnya tidak anda butuhkan namun hanya karena teman atau orang di sekitar anda memilikinya.

When you come up short, let the pressure build and don't dip into your savings or investments.
Jika waktu anda untuk membayar hutang sangat pendek, biarkan tekanan membangun anda dan jangan habiskan tabungan atau investasi anda.

Use the pressure to inspire your financial genius to come up with new ways of making more money and then pay your bills. You will have increased your financial intelligence and ability to make more money.

Gunakan tekanan untuk menginspirasi kejeniusan finansial Anda mendapatkan cara-cara baru untuk membuat lebih banyak uang dan kemudian membayar tagihan Anda. Anda akan mengalami peningkatan kecerdasan keuangan Anda dan kemampuan untuk membuat lebih banyak uang.

Saturday 9 February 2013

( MUHASABAH ) KEBAHAGIAAN YANG KITA KEJAR


Dicopas dari Yusuf Mansur Network


Sebagian orang mengejar kebahagiaan pada diri wanita cantik. Dia menyangka setelah mengawini seorang wanita cantik, maka dia akan bahagia. Tapi, tak lama kemudian, bahtera rumah tangganya kandas. Di depan sorot kamera, tampak mempelai begitu bahagia, bersanding wanita cantik. Namun, kecantikan sering menjadi fitnah dan kemudian membawa bencana. Pujian yang bertabur dari umat manusia tak membuatnya bahagia. Ada yang mengejar kebahagiaan pada tahta, pada kekuasaan. Beragam cara dia lakukan untuk merebut kekuasaan. Sebab, kekuasaan memang sebuah kenikmatan dalam kehidupan. Dengan kekuasaan seseorang dapat berbuat banyak. Tapi, betapa banyak manusia yang justru hidup merana dalam kegemilangan kekuasaan. Dia sama sekali tidak merasakan kebahagiaan, setelah kuasa di tangan. Sebelum memegang kuasa, senyuman sering menghiasai bibirnya. Namun, setelah kuasa di dalam genggaman, kesulitan dan keresahan justru menerpanya, tanpa henti.

Orang sakit menyangka, bahagia terletak pada kesehatan!
Orang miskin menyangka, bahagia terletak pada harta kekayaan!
Rakyat jelata menyangka kebahagiaan terletak pada kekuasaan!
Orang biasa menyangka bahagia terletak pada kepopuleran!
Dan sangkaan-sangkaan lain...

Selama ribuan tahun, para ahli pikir, telah sibuk membincang tentang kebahagiaan. Kamus The Oxford English Dictionary (1963) mendefinisikan ”happiness” sebagai: ”Good fortune or luck in life or in particular affair; success, prosperity.” Jadi, dalam pandangan ini, kebahagiaan adalah sesuatu yang ada di luar manusia, dan bersifat kondisional. Kebahagiaan bersifat sangat temporal. Jika dia sedang berjaya, maka di situ ada kebahagiaan. Jika sedang jatuh, maka hilanglah kebahagiaan. Maka, menurut pandangan ini, tidak ada kebahagiaan yang abadi, yang tetap dalam jiwa manusia. Kebahagiaan itu sifatnya sesaat, tergantung kondisi eksternal manusia.

Menurut al-Ghazali, puncak kebahagiaan pada manusia adalah jika dia berhasil mencapai ”ma’rifatullah”, telah mengenal Allah SWT. Selanjutnya, al-Ghazali menyatakan:

”..Seorang hamba rakyat akan sangat gembira kalau dia dapat berkenalan dengan wazir; kegembiraan itu naik berlipat-ganda kalau dia dapat berkenalan pula dengan raja. Tentu saja berkenalan dengan Allah, adalah puncak dari segala macam kegem.biraan, lebih dari apa yang dapat dikira-kirakan oleh manusia, sebab tidak ada yang maujud ini yang lebih dari kemuliaan Allah... Oleh sebab itu tidak ada ma’rifat yang lebih lezat daripada ma’rifatullah.”

Ma’rifatullah adalah buah dari ilmu. Ilmu yang mampu mengantarkan manusia kepada keyakinan, bahwa ”Tiada Tuhan selain Allah” (Laa ilaaha illallah). Untuk itulah, untuk dapat meraih kebahagiaan yang abadi, manusia wajib mengenal Allah. Caranya, dengan mengenal ”ayat-ayat-Nya”, baik ayat kauniyah maupun ayat qauliyah. Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang memerintahkan manusia memperhatikan dan memikirkan tentang fenomana alam semesta, termasuk memikirkan dirinya sendiri. Alam semesta ini adalah ”ayat”, tanda-tanda, untuk mengenal Sang Khaliq. Maka, celakalah orang yang tidak mau berpikir tentang alam semesta.

Sebagai orang Muslim, kita tentu mendambakan hidup bahagia semacam itu; hidup dalam keyakinan; mulai dengan mengenal Allah dan ridha menerima keputusan-keputusan-Nya, serta ikhlas menjalankan aturan-aturan-Nya. Kita ingin, bahwa kita merasa bahagia dalam menjalankan shalat, kita bahagia menunaikan zakat, kita bahagia bersedekah, kita bahagia menolong orang lain, dan kita pun bahagia menjalankan tugas amar ma’ruf nahi munkar.

Mudah-mudahan, Allah mengaruniai kita ilmu yang mengantarkan kita pada sebuah sebuah keyakinan dan kebahagiaan abadi, dunia dan akhirat. Amin

( RAHASIA ) DOA FAKIR MISKIN SBG KEKUATAN ORANG KAYA, DAN KEJAYAAN UMAT



Tulisan berikut di copas dari Yusuf Mansur Network.

Rosulullah saw bersabda : Barangkali orang yang rambutnya semrawut dan bajunya berdebu, serta selalu ditolak jika bertamu, jika ia bersumpah kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya ( HR Muslim )
Maksudnya adalah orang yang miskin yang tidak punya minyak rambut untuk merapikan rambutnya dan tidak punya baju banyak, sehingga kelihatannya lusuh serta tidak punya jabatan, sehingga sering diremehkan orang.

Tetapi orang miskin dan lemah ini tetap istiqomah dengan ajaran Islam, maka jika ia bersumpah kepada Allah, niscaya Alah akan mengabulkannya. Karena walaupun dia kelihatan hina di mata manusia, tetapi dia adalah makhluk Allah yang sangat mulia di sisi-Nya sehingga dipenuhi permintaannya.

Rosulullah saw bersabda : Saya pernah berdiri di pintu syurga, ternyata yang saya lihat bahwa kebanyakan penghuninya adalah orang �orang miskin, sedangkan orang �orang kaya tertahan (yaitu belum diperkenankan masuk syurga dahulu) ( HR Bukhari dan Muslim )

Hadist di atas mengisyaratkan bahwa orang �orang yang lemah dan miskin, biasanya lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah swt daripada orang kaya, walaupun tidak secara mutlak.

Orang kaya gimana ?

Ya banyak juga yang masuk syurga cuma kalah jauh dengan jumlah fakir miskin, atau masih ketahan karena hartanya dihisab dulu.

Orang �orang yang lemah dan miskin , biasanya merasakan dirinya lemah dan memerlukan bantuan, sehingga selalu berdo�a dan mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha Kaya dan Maha Kuasa. Sebaliknya orang �orang yang kuat dan kaya, biasanya terlena dengan kekuatan dan kekayaannya.

Kebanyakan orang kaya dia merasa tidak membutuhkan lagi pertolongan orang lain, sehingga lupa kepada Allah. Dia merasa tidak perlu berdoa, karena semuanya sudah serba kecukupan. Akhirnya dia semakin jauh dengan Allah

Kalangan Nabi-Nabi kebanyakan orang lemah dalam artian gak sebanding dengan Firaun, Abu Jahal, Kerajaan Romawi, Babilon Raja Namrudz, bukan ?
Dan akhirnya Allah SWT menolong mereka yang paling murni dan bersih pengharapannya, paling banyak mengeluh hanya kepada-Nya.

Orang-oang yang lemah dan miskin biasanya lebih cepat menerima kebenaran. Sebaliknya orang �orang yang kuat dan kaya biasanya menjadi penghalang dakwah dan menolak kebenaran. Allah SWT berfirman :

Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negri seorang pemberi peringatanpun ,melainkan oang �orang yang hidup mewah dinegri itu berkata Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya. Dan mereka berkata : Kami lebih banyak mempunyai harta dan anak- anak ( dari pada kamu ) dan kami sekali-laki tidak akan di adzab (QS as Saba : 34-35)

Bagaimana kalau kita sebaiknya kaya atau Miskin ?

Menjadi kaya itu wajib, dan itu adalah amanah demi mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dan demi meraih doanya orang Miskin yang harus dibantu, dan dibimbing.

Jika ditakdirkan miskin, percayalah gak akan selalu miskin bila mau mengkaji jalan-Jalan Islam demi meraih rizki yang halal. Semua solusinya selalu ada, hanya saja mereka yang miskin lebih mudah bersih hati dan tidak menghitung-hitung pengeluarannya. Bisa jadi miskin uang, namun keluarganya sakinah, kebutuhan ekonominya cukup dengan berkebun, bertani dsb seperti mereka yang hidup didaerah-daerah.

Pengajian Dhuafa, mereka lebih rajin hadirnya, lebih fokus, lebih khusyu cepat menghafal Doa, karena mereka tidak disibukkan dengan keduniaan yang berlebihan apalagi dikota besar. Pengajian Dhuafa sengaja dipedalaman agar lebih murni, dari hati dsb.

Orang Miskin itu lebih mulia dari orang kaya ? Gak selalu. Ada juga orang miskin yang cinta dunia.

Kok bisa? Ya bisa kalau dirinya selalu menghalalkan segala cara meraih rizki, selalu menghayal dan mengeluhkan nasibnya.

Orang- orang lemah dan miskin adalah salah satu sumber kekuatan Islam. Rosulullah saw bersabda : Sesungguhnya kamu diberi kemenangan dan dilimpahkan rizqi karena adanya orang �orang lemah diantara kalian ( Hr Bukhari , Tirmidzi dan Abu Daud )

Berkata Al Manawi : Maksud hadist d atas adalah bahwa salah satu unsur kemenangan kaum msulimin adalah dengan do�a orang � orang yang fakir miskin,karena hati mereka biasanya lembut dan peka ( inkisar ) , sehingga lebih memungkinkan untuk di kabulkan

Di dalam Kitab Syarh Sunnah di sebutkan bahwa Rosullah saw meminta kemenagan dengan bantuan orang � orang miskin dari orang � oran Muhajir.

Berkata Al Qori : Alasan disebutkan Muhajirin secara khusus karena mereka mempunyai beberapa sifat :

Mereka orang fakir miskin
Mereka orang yang asing ( musafir )
Mereka di dholimi ( karena di usir dari kampung halamannya )
Mereka orang yang berijthad
Mereka orang �orang mujahid yang berperang di jalan Allah

Sehingga doa mereka tentunya lebih mustajab dibanding dengan yang lainnya yang tidak mempunyai sifat- sifat di atas.

Di dalam Kitab Sunan Nasai disebutkan bahwa Rosulullah saw bersabda : Hanyasanya Allah Menolong umat ini karena ada orang�orang yang lemah di dalamnya , yaitu karena doa sholat serta keikhlasan mereka.

Berkata Mufasir Imam Ibnu Mundzir : Artinya bahwasanya ibadatnya orang � orang yang lemah dan doa mereka biasanya lebih ikhlas, karena hati mereka tidak tergantung kepada keindahan kehidupan dunia ini dan konsentrasi mereka hanya pada satu fokus saja ( yaitu akhirat) sehigga doa mereka mustajab dan amalan mereka bersih. Oleh karenanya, orang-orang beriman di perintahkan untuk bersama mereka, sebagaimana firman Allah di dalam ( Qs Al Kahfi : 28 ) , dalam surat lain Allah berfirman : Adapun terhadap orang yatim , janganlah kamu berlaku sewenang- wenang . Dan terhadap orang yang minta- minta , maka janganlah kamu menghadirknya ( Ad Duha :9-10 )

Muhajirin Mekkah ke Madinah contohnya, mereka paling cepat ditolong Allah SWT meninggalkan semua harta, dan berkah bagi kaum Anshor sbg tuan rumah ketika itu.

Muhajirin meninggalkan harta, keluarga dimekkah demi memenuhi hijrah, di Madinah mereka jadi pembesar yang arif, menegakkan syariat Islam, menanamkan nilai Al Quran disegenap bidang kehidupan hingga mekkah pun bisa bersama dikuasai oleh Umat Islam dibawah Panji kepemimpinan Rosulullah SAW.

Mari berlindung kpd Allah dari negeri yang penuh kezaliman kepada orang miskin karena orang2 kaya yang korupsi.

Mari berlindung kpd Allah dari rakyat jelata yang dipermainkan golongan orang kaya.

Mari berlindung kpd Allah dari perpecahan dimana yang kaya tidak mengayomi rakyat kecil, kepada-Nyalah kita semua berlindung, dan memohon agar Allah SWT membukakan pintu hati kita dan mereka semua. Aamiin

Wednesday 6 February 2013

SETIAP MUSLIM AKAN MENGHADAPI UJIAN DAN COBAAN


Oleh Ustadz Sa’id Yai, Lc

“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan” [Âli 'Imrân/3 : 186]

SEBAB TURUNNYA
Ayat ini diturunkan berhubungan dengan kisah yang terjadi di pemukiman al-Hârits bin al-Khazraj (Madinah) sebelum perang Badar. Kaum Muslimin ketika itu sedang berkumpul dengan kaum musyrikin dan orang-orang Yahudi. Datanglah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke tempat itu dan memberi salam. Di majlis tersebut, ada 'Abdullâh bin Ubai bin Salûl, dia berkata, "Janganlah kalian mengotori kami!" Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengajak mereka untuk masuk ke dalam Islam dan membacakan al-Qur'ân kepada mereka. 'Abdullâh bin Ubai menyahut, "Wahai lelaki! Apa yang engkau katakan bukanlah sesuatu yang bagus. Jika itu adalah sesuatu yang haq, maka janganlah kamu mengganggu kami dengan perkataan itu! Kembalilah ke hewan tungganganmu! Barang siapa mendatangimu, maka ceritakanlah perkataan itu!"

Perkataan itu sangat menyakitkan hati kaum Muslimin, sehingga terjadilah pertengkaran di majlis itu antara mereka dengan orang-orang kafir. Akhirnya, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menenangkan mereka. Setelah mereka tenang, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun kembali ke tunggangannya dan pergi. Setelah itu, Allâh Azza wa Jalla menurunkan ayat ini yang berisi perintah untuk bersabar atas gangguan-gangguan orang-orang kafir.[1]

TAFSIR RINGKAS
Syaikh 'Abdurrahmân as-Sa'di rahimahullah berkata, "Allâh Azza wa Jalla mengabarkan dan mengatakan kepada kaum Mukminin bahwa mereka akan diuji pada harta mereka melalui (perintah untuk) mengeluarkan nafkah-nafkah wajib dan yang sunat serta terancam hilang harta untuk (berjuang) di jalan Allâh Azza wa Jalla. (Mereka juga akan diuji) pada jiwa-jiwa mereka dengan diberi berbagai beban berat bagi banyak orang, seperti jihad di jalan Allah atau tertimpa penyakit.

(Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati) berupa celaan terhadap kalian, agama, Kitab dan Rasul kalian … oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla berkata, 'Jika kamu bersabar dan bertakwa' maksudnya, jika kalian bersabar atas segala kejadian pada harta dan diri kalian berupa ujian, cobaan dan gangguan dari orang-orang zhalim, serta kalian dapat bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla dalam kesabaran itu dengan niat mengharap wajah Allâh Azza wa Jalla dan mendekatkan diri kepada-Nya, dan kalian tidak melampaui batas kesabaran yang ditentukan oleh syariat, maksudnya tidak boleh bersabar atau menahan diri pada saat syari’at mengharuskan membalas perlakuan musuh-musuh Allâh Azza wa Jalla . (Maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan) artinya itu termasuk perkara yang harus didahulukan dan dimeraihnya dengan berlomba-lomba. Tidak ada yang diberi taufik untuk dapat melakukan ini kecuali orang-orang yang memiliki tekad kuat dan semangat tinggi. Allah k berfirman, (artinya): 'Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.[2][3]' ."

Ujian Adalah Sunnah Kauniyah Pada Setiap Muslim
Allâh Azza wa Jalla berfirman:

“Kamu benar-benar akan diuji pada hartamu dan dirimu” [Âli 'Imrân/3: 186]

Ujian adalah sunnah kauniyah (ketetapan Allâh Azza wa Jalla yang pasti terjadi) bagi setiap Muslim. Seorang Muslim tidak mungkin mengelak dari ujian tersebut. Oleh karena itu, Allâh memberi penekanan pada firman-Nya لَتُبْلَوُنَّ dengan menggunakan dua huruf (yaitu huruf lam dan nun yang bertasydid, sehingga makna kalimat tersebut, kamu sungguh sungguh atau benar-benar akan diuji)."[4]

Imam Ibnu Katsîr rahimahullah berkata, "Firman Allâh (yang artinya), “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu” seperti firman-Nya (yang artinya) : Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan 'Inna lillâhi wa innâ ilaihi râji'ûn'[5] . Seorang Mukmin pasti akan diuji pada harta, jiwa, anak dan keluarganya."[6]

Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:

“Demikianlah, apabila Allâh menghendaki niscaya Allâh akan membinasakan mereka, tetapi Allâh hendak menguji sebagian kamu dengan sebagian yang lain” [Muhammad/47: 4]

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Demi yang jiwaku berada di tangannya! Dunia ini tidak akan fana, kecuali setelah ada seseorang yang melewati sebuah kuburan dan merenung lama di dekatnya seraya berkata, 'Seandainya aku dulu seperti penghuni kubur ini.” Bukan agama yang mendorong dia melakukan ini namun hanya ujian saja" [7]

Kekokohan Iman Dan Kadar Ujian Selalu Berbanding Lurus
Semakin kuat iman seseorang, maka ujian yang akan diberikan oleh Allâh akan semakin besar. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Sa'd bin Abî Waqqâsh Radhiyallahu anhu :

“Ya Rasûlullâh! Siapakah yang paling berat ujiannya?" Beliau menjawab, "Para Nabi kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya” [8]

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah bersabda:

“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung dengan besarnya ujian. Sesungguhnya, apabila Allâh mencintai suatu kaum, maka Dia akan mengujinya. Siapa yang ridha dengan ujian itu, maka ia akan mendapat keridhaan-Nya. Siapa yang membencinya maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya”[9]

Mengapa Allâh Azza wa Jalla Mengabarkan Bahwa Ujian Ini Pasti Akan Terjadi ?
Ada beberapa faedah yang bisa dipetik dari berita tentang kepastian ujian pada kita, di antaranya:

1. Kita akan mengetahui bahwa ujian tersebut mengandung hikmah Allâh Azza wa Jalla . Yakni, dapat dibedakan siapa Muslim yang imannya benar dengan yang tidak.
2. Kita akan mengetahui bahwa Allâhlah yang menakdirkan semua ini.
3. Kita bisa bersiap-siap untuk menghadapi ujian itu dan akan bisa bersabar serta akan merasa lebih ringan dalam menghadapinya.[10]

Ujian Tidak Hanya Dengan Sesuatu Yang Buruk
Allâh Azza wa Jalla tidak hanya menguji seseorang dengan sesuatu yang buruk. Akan tetapi, juga menguji seseorang dengan sesuatu yang baik. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan” [al-Anbiyâ'/21 : 35]

Terkadang seorang Muslim apabila ditimpa dengan musibah dan kesusahan, ia sanggup bersabar.Namun, begitu diberi kenikmatan yang berlebih, terkadang ia tidak bisa lulus dari ujian tersebut. 'Abdurrahmân bin 'Auf Radhiyallahu anhu pernah berkata:

“Kami diuji dengan kesusahan-kesusahan (ketika) bersama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami dapat bersabar. Kemudian kami diuji dengan kesenangan-kesenangan setelah beliau wafat dan kami pun tidak dapat bersabar”[11]

Ujian Adalah Rahmat Dari Allâh Azza Wa Jalla
Ujian yang diberikan oleh Allâh Azza wa Jalla adalah rahmat (kasih sayang) Allah Azza wa Jalla kepada seluruh manusia terlebih lagi untuk kaum Muslimin.

Allâh Azza wa Jalla berfirman:

“Dan sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan yang bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu” [Muhammad/47:31]

Dengan adanya ujian itu, akan tampak orang yang benar-benar beriman dengan yang tidak. Ini adalah rahmat dari Allâh Azza wa Jalla . Allâh Azza wa Jalla berfirman:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: 'Kami Telah beriman', sedang mereka tidak diuji lagi?” [al-'Ankabût/29:2]

Ujian Lain Yang Lebih Berat
Ternyata ada ujian yang lebih berat dari ujian pada harta dan jiwa. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

“Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar gangguan yang banyak yang menyakitkan hati dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allâh” [Âli 'Imrân/3 : 186]

Dengan penggalan ayat di atas, dapat diketahui ujian yang lebih berat daripada ujian yang telah disebutkan. Ujian yang lebih berat dari hal-hal tersebut adalah ujian yang menimpa agama (keyakinan) kita. Kalau kita memperhatikan makna ayat yang kita bahas ini, maka kita akan menemukan bahwa Allâh Azza wa Jalla telah mengurutkan ujian-ujian tersebut mulai dari yang cobaan yang lebih ringan dan dilanjutkan ke cobaan yang lebih berat. Ujian pada harta lebih ringan daripada ujian pada jiwa. Ujian pada jiwa lebih ringan daripada ujian pada agama. Seseorang bisa saja memiliki harta yang melimpah dan badan yang sehat, tetapi jika dia keluar dari agama Islam karena tidak tahan menghadapi cemoohan, gangguan serta teror orang-orang kafir. Ini merupakan satu bentuk kerusakan yang sangat besar baginya, baik di dunia maupun di akhirat.

Orang-Orang Kafir Tidak Akan Berhenti Mengganggu Kaum Muslimin
Gangguan dari orang-orang kafir, baik berupa ejekan maupun gangguan fisik, pasti akan terus ada. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

“Sebagian besar Ahli kitab karena kedengkian mereka menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, setelah nyata bagi mereka kebenaran”. [al-Baqarah/2:109] [12]

Cara Menghadapi Segala Ujian
Allâh Azza wa Jalla tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya terbengkalai, tidak terurus. Oleh karena itu, Allâh Azza wa Jalla mengajarkan kepada kaum Muslimin bagaimana cara menghadapi ujian tersebut. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

“Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan” [Âli 'Imrân/3 : 186]

Menghadapi semua ujian harus dengan kesabaran dan ketakwaan. Hukum bersabar dan bertakwa dalam menghadapi ujian bukan sunat, tetapi sesuatu yang wajib dikerjakan oleh seluruh orang Muslim. Setidaknya, dalam al-Qur'ân ada enam tempat di mana Allâh Azza wa Jallak menggabungkan kata kesabaran dan ketakwaan dalam konteks yang sama. Yaitu, dalam surat Ali 'Imrân ayat 118, 125, dan 186, dalam surat Yûsuf ayat 90, dalam surat an-Nahl ayat 125 hingga 128 dan surat Thâhâ ayat 132.[13] Ini menunjukkan bahwa kesabaran memiliki hubungan yang sangat erat dengan ketakwaan.

Hasil Yang Didapatkan Dengan Bersabar
Orang yang dapat bersabar menghadapi semua ujian akan memperoleh hal-hal yang terpuji, di antaranya [14] :

1. Dia akan mendapatkan pahala seperti para nabi yang memiliki keteguhan hati (ulul-'azm).[15]

2. Dia akan mendapatkan keberkatan yang sempurna, rahmat dan petunjuk dari Allah. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: "Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk." [al-Baqarah/2:157]

3. Dia akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: "Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar" [Fushshilat/41: 35]

4. Dia akan mendapatkan pahala tanpa batas. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya: "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." [az-Zumar/39 : 10]

5. Dosa-dosanya akan diampuni oleh Allâh Azza wa Jalla. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Ujian itu akan selalu menimpa seorang hamba sampai Allâh membiarkannya berjalan di atas bumi dengan tidak memiliki dosa [16]

KESIMPULAN DAN FAIDAH DARI AYAT
1. Ujian pada harta, diri dan agama adalah sunnah kauniyahpada setiap Muslim.

2. Orang-orang kafir akan selalu mengganggu kaum Muslimin, baik dengan perkataan ataupun perbuatan

3. Allâh Azza wa Jalla memerintahkan kaum Muslimin agar mereka bersabar dan bertakwa untuk menghadapi seluruh ujian tersebut.

4. Ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) berbeda dengan kaum musyrikin. Meski demikian, mereka memiliki kesamaan, yaitu kekufuran dan tempat kembali mereka di akhirat nanti adalah neraka. Na'ûdzu billâh min dzâlik.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XIV/1431H/2010M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]

Saturday 2 February 2013

Orang Bertakwa Tidak Pernah Merasa Miskin






Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

Adapun mengenai firman Allah Ta’ala,



“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3).

Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah akan menghilangkan bahaya dan memberikan jalan keluar bagi orang yang benar-benar bertakwa pada-Nya. Allah akan mendatangkan padanya berbagai manfaat berupa dimudahkannya rizki. Rizki adalah segala sesuatu yang dapat dinikmati oleh manusia. Rizki yang dimaksud di sini adalah rizki dunia dan rizki akhirat.

Sebagian orang mengatakan, “Orang yang bertakwa itu tidak pernah merasa fakir sama sekali.” Lalu ada yang bertanya, “Mengapa bisa begitu ?” Ia menjawab, “Karena Allah Ta’ala berfirman:

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath Tholaq: 2-3)”

Kemudian ada yang bertanya kembali, “Kami menyaksikan sendiri bahwa di antara orang yang bertakwa, ada yang tidak punya apa-apa. Namun memang ada sebagian lagi yang diberi banyak rizki.”

Jawabannya, ayat tersebut menunjukkan bahwa orang yang bertakwa akan diberi rizki dari jalan yang tak terduga. Namun ayat itu tidak menunjukkan bahwa orang yang tidak bertakwa tidak diberi rizki. Bahkan setiap makhluk akan diberi rizki sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,



“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya” (QS. Huud: 6).

Bahkan hamba yang menerjang yang haram termasuk yang diberi rizki. Orang kafir tetap diberi rizki padahal rizki itu boleh jadi diperoleh dengan cara-cara yang haram, boleh jadi juga dengan cara yang baik, bahkan boleh jadi pula diperoleh dengan susah payah.

Sedangkan orang yang bertakwa, Allah memberi rizki pada mereka dari jalan yang tidak terduga. Rizkinya tidak mungkin diperoleh dengan cara-cara yang haram, juga tidak mungkin rizki mereka dari yang khobits (yang kotor-kotor). Perlu diketahui bahwa orang yang bertakwa tidak mungkin dihalangi dari rizki yang ia butuhkan. Ia hanyalah dihalangi dari materi dunia yang berlebih sebagai rahmat dan kebaikan padanya. Karena boleh jadi diluaskannya rizki malah akan membahayakan dirinya. Sedangkan disempitkannya rizki malah mungkin sebagai rahmat baginya. Namun beda halnya dengan keadaan manusia yang Allah ceritakan,



“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: “Tuhanku telah memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku”. Sekali-kali tidak (demikian).” (QS. Al Fajr: 15-16)

Senyatanya tidak demikian. Belum tentu orang yang diluaskan rizkinya, ia berarti dimuliakan. Sebaliknya orang yang disempitkan rizkinya, belum tentu ia dihinakan. Bahkan boleh jadi seseorang dilapangkan rizki baginya hanya sebagai istidroj (agar ia semakin terlena dengan maksiatnya / kelalainya_pen.). Begitu pula boleh jadi seseorang disempitkan rizkinya untuk melindungi dirinya dari bahaya. Sedangkan jika ada orang yang sholih yang disempitkan rizkinya, boleh jadi itu karena sebab dosa-dosa yang ia perbuat sebagaimana sebagian salaf mengatakan,



“Seorang hamba boleh jadi terhalang rizki untuknya karena dosa yang ia perbuat.”

Dalam hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Barang siapa yang memperbanyak beristighfar, maka Allah pasti akan selalu memberikannya jalan keluar dari setiap kesempitan dan kelapangan dari segala kegundahan serta Allah akan memberikan rizki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka.”[1]

Allah Ta’ala telah mengabarkan bahwa kebaikan itu akan menghapus kejelekan, istighfar adalah sebab datangnya rizki dan berbagai kenikmatan, sedangkan maksiat adalah sebab datangnya musibah dan berbagai kesulitan. (Kita dapat menyaksikan hal tersebut dalam ayat-ayat berikut ini).

Allah Ta’ala berfirman,

“Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu, agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira kepadamu daripada-Nya, dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya” (QS. Huud: 1-3)

“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)

“Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak). Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya.” (QS. Al Jin: 16-17)

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’rof: 96)

“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka.” (QS. Al Maidah: 66)

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy Syura: 30)

“Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut daripadanya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (QS. Hud: 9)

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (QS. An Nisa’: 79)

“Kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.” (QS. Al An’am: 42-43)

Allah Ta’ala telah mengabarkan dalam kitabnya bahwa Dia akan menguji hamba-Nya dengan kebaikan atau dengan kejelekan. Kebaikan yang dimaksud adalah nikmat dan kejelekan adalah musibah. Ujian ini dimaksudkan agar hamba tersebut teruji sebagai hamba yang bersabar dan bersyukur. Dalam hadits shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya. Allah tidaklah menetapkan bagi seorang mukmin suatu ketentuan melainkan itu baikk baginya. Hal ini tidaklah mungkin kita jumpai kecuali pada seorang mukmin. Jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Jika ia ditimpa suatu bahaya, ia bersabar, maka itu pun baik baginya.”

Demikian penjelasan dari Abul ‘Abbas Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Majmu’ Al Fatawa (16/52-54). Semoga bermanfaat dan dapat sebagai penyejuk hati yang sedang gundah.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.

Panggang-GK, 26 Jumadil Awwal 1431 H (10/05/2010)

Penulis: Muhammad Abduh Tuasika

Engkau Pasti Akan Ditanya Berbagai Nikmat !



Semoga kita dapat menjadi hamba yang bersyukur. Sungguh telah banyak nikmat yang telah Allah anugerahkan. Dan semua kelak akan ditanya, benarkah kita telah memanfaatkan nikmat tersebut dengan benar.
Allah Ta’ala berfirman,

“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)” (QS. At Takatsur: 8).
Syaikh As Sa’di rahimahullah menerangkan,
Nikmat yang telah kalian peroleh di dunia, apakah benar kalian telah mensyukurinya, disalurkan untuk melakukan hak Allah dan tidak disalurkan untuk perbuatan maksiat? Jika kalian benar-benar bersyukur, maka kalian kelak akan mendapatkan nikmat yang lebih mulia dan lebih afdhol.
Atau kalian malah tertipu dengan nikmat tersebut? Malah kalian tidak mensyukurinya? Bahkan sungguh celaka, kalian malah memanfaatkan nikmat tersebut dalam kemaksiatan. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): “Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan” (QS. Al Ahqaf: 20). Demikian diterangkan dalam Taisir Al Karimir Rahman, hal. 933.
Di antara nikmat yang akan ditanyakan pada hamba di hari kiamat nanti adalah nikmat sehat. Dari Abu Hurairah, Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Sungguh nikmat yang akan ditanyakan pada hamba pertama kali pada hari kiamat kelak adalah dengan pertanyaan: “Bukankah Kami telah memberikan kesehatan pada badanmu dan telah memberikan padamu air yang menyegarkan?” (HR. Tirmidzi no. 3358. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Di manakah nikmat sehat kita salurkan? Apakah untuk berfoya-foya di dunia? Ataukah dimanfaatkan untuk ketaatan?
Dan kebanyakan orang itu lalai dari nikmat sehat tersebut. Dari Ibnu ‘Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang” (HR. Bukhari no. 6412).
Nikmat sehat itulah yang dikatakan oleh Abu Darda’,

“Sehat adalah ghina jasad (yaitu bentuk kecukupan yang ada pada badan kita)”. (Kitabusy Syukr, hal. 102. Dinukil dari Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 76).
Mengenai surat At Takatsur ayat 8, Ibnu ‘Abbas berkata,
“Yang namanya nikmat adalah badan, pendengaran dan penglihatan yang dalam keadaan sehat. Allah kelak akan menanyakan mengenai nikmat tersebut untuk apakah dimanfaatkan?” Allah yang pasti mengetahui hal itu. Karena Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS. Al Isro’: 36). (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 77).
Wahab bin Munabbih berkata bahwa telah tertulis dalam hikmah keluarga Daud,

“Sehat itu bagaikan kerajaan yang tersembunyi”. (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 76).
Ibnu Mas’ud berkata,

“Termasuk nikmat adalah rasa aman dan sehat” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir. Dinukil dari Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 77).
Intinya sungguh banyak nikmat yang Allah beri, bukan hanya nikmat sehat, namun sedikit yang mau merenungkannya. Padahal semua itu akan dipertanyakan kelak dan dimintai pertanggungjawaban. Allah Ta’ala berfirman,

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya” (QS. An Nahl: 18).
Bakr Al Mazini pernah berkata,

“Wahai manusia, jika engkau ingin tahu kadar nikmat yang telah Allah peruntukkan bagimu, maka penjamkanlah matamu”
Dalam sebagian atsar disebutkan,

“Betapa banyak nikmat Allah yang terdapat dalam pembuluh darah kita” (Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2: 76).
Jarang yang mau merenungkan hal ini. Dikira nikmat hanyalah harta, uang dan duit. Padahal kesehatan –sungguh- adalah nikmat berharga yang patut disyukuri dan masih ada nikmat lainnya.
Sebagaimana keterangan dari Ibnu Rajab dalam Jaami’ul ‘Ulum (2: 82), bahkan nikmat itu ada dua macam, nikmat diniyyah (agama) dan nikmat duniawiyah. Keadaan selamat, terhindar dari bahaya, kesehatan dan rizki adalah nikmat duniawiyah. Sedangkan bersyukur dengan mengucapkan ‘alhamdulillah’, itu pun nikmat. Nikmat duniawiyah dan diniyyah sama-sama adalah nikmat dari Allah. Kata Ibnu Rajab dan ini yang patut digaris bawahi,
“Akan tetapi nikmat Allah pada hamba dengan memberi hidayah untuk bersyukur terhadap nikmat dengan mengucapkan ‘alhamdulillah’ lebih afdhol dari nikmat duniawiyah yang diberikan pada hamba. Karena nikmat duniawiyah, jika tidak dikaitkan dengan syukur, maka itu malah jadi musibah.” Sebagaimana kata Ibnu Hazm,
كل نعمة لا تقرب من الله عز وجل، فهي بلية.
“Setiap nikmat yang tidak digunakan untuk mendekatkan diri pada Allah, itu hanyalah musibah.” (Jaami’ul Ulum wal Hikam, 2: 82)
Lalu perhatikan lagi perkataan Ibnu Rajab selanjutnya,
Jika Allah memberi taufik pada seorang hamba untuk bersyukur atas nikmat duniawiyah dengan mengucapkan ‘alhamdulillah’ atau dengan melakukan bentuk syukur lainnya, maka nikmat diniyyah ini sendiri adalah lebih baik dari nikmat duniawiyah tersebut dan nikmat diniyyah lebih dicintai di sisi Allah. Karena Allah sangat mencintai orang yang rajin menyanjung-Nya. Allah semakin ridho jika hamba diberi makan, lalu ia memuji Allah atas nikmat tersebut, begitu pula ketika ia minum dan ia pun memuji Allah. Dan pujian Allah terhadap nikmat dan bentuk pujian mereka atas nikmat lebih dicintai oleh Allah dari harta mereka sendiri (Lihat Jaami’ul Ulum wal Hikam, 2: 82-83).
Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah mengatakan,

“Syukur haruslah dijalani dengan mengakui nikmat dalam hati, dalam lisan dan menggunakan nikmat tersebut dalam anggota badan” (Majmu’ Al Fatawa, 11: 135).
Semoga kita menjadi hamba yang bersyukur.
“Dan kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur” (QS. Ali Imron: 145).
“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim: 7).
Mudah-mudahan kita dapat menyalurkan segala nikmat dalam kebaikan, dengan mengakui dalam hati bahwa itu adalah nikmat dari Allah, menyebut ‘alhamdulillah’ dalam lisan, dan menyalurkan nikmat tersebut dalam ketaatan, bukan dalam maksiat.
Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
—Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal—

Mengingkari Nikmat Allah





Mengingkari Nikmat Allah
Oleh : Abu Hudzaifah Yusuf

Memang benar jika dikatakan bahwa sebagian besar manusia itu adalah orang yang tidak mau bersyukur atau tidak pandai berterima kasih. Bagaimana tidak, ketika Alloh Ta’ala telah begitu banyak memberinya nikmat, baik yang sifatnya dzohir maupun batin, hal itu tidak membuat mereka sadar dan tergerak untuk semakin menambah ibadah mereka kepada Alloh. Meskipun bukan berarti Alloh butuh terhadap ibadah tersebut sebagai balasan atas nikmat yang telah Alloh berikan. Bahkan sebaliknya, kenikmatan itu justru membuat mereka semakin jauh dari ibadah kepada Alloh Ta’ala. Lalu bagaimana sikap yang benar yang harus dilakukan oleh seorang hamba ?

Kewajiban Seorang Hamba Adalah Bersyukur Serta Tidak Kufur

Banyak sekali dalil-dalil yang terdapat di dalam Al-Kitab maupun As-Sunnah yang memerintahkan kita untuk senantiasa bersyukur kepada Alloh ‘Azza wa Jalla dan melarang kita untuk kufur terhadap nikmat-Nya. Alloh Ta’ala berfirman yang artinya,
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu kufur terhadap (nikmat)-Ku.” (QS. 2: 152)
Syaikh Abdurrahman Naashir As-Sa’di rohimahulloh berkata, “Yakni bersyukurlah kalian terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepada kalian dan juga terhadap tercegahnya adzab dari kalian. Di dalam syukur harus terkandung pengakuan dan kesadaran bahwa nikmat itu semata-mata dari Alloh semata, dzikir dan pujian yang diucapkan melalui lisannya serta ketaatan anggota badannya untuk semakin tunduk dan patuh dalam melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya”. Beliau menambahkan, “Dan karena lawan dari syukur adalah kufur, maka Alloh Ta’ala telah melarang darinya: ‘Dan janganlah kamu kufur terhadap (nikmat)-Ku’. Yang dimaksud dengan kufur di sini adalah sesuatu yang menjadi lawan dari syukur, yakni kufur terhadap nikmat-Nya. Namun terkandung juga di dalamnya, makna kufur yang sifatnya umum, yang paling besar adalah kufur kepada Alloh, kemudian berbagai macam dan jenis maksiat.” (Taisir Karimir Rohman)
Di tempat lain Alloh juga berfirman yang artinya, “Mereka mengetahui nikmat-nikmat Alloh, (tetapi) kemudian mereka meningkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang kafir.” (QS. 16: 83)
Dalam menafsirkan ayat ini, Mujahid berkata bahwa maksudnya adalah kata-kata seseorang, ‘Ini adalah harta kekayaan yang diwariskan oleh nenek moyangku’. Aun bin Abdulloh mengatakan, “Yakni kata mereka, ‘Kalau bukan karena fulan tentu tidak akan menjadi begini’.” Dan menurut tafsiran Ibnu Qutaibah, “Mereka mengatakan, ‘Ini berkat syafa'at sesembahan-sesembahan kita’.” (Kitaabut Tauhid, Syaikh Muhammad At-Tamimy)
Segala Nikmat yang Kita Terima adalah Murni Datangnya dari Alloh
Alloh berfirman yang artinya, “Dan tidak ada kenikmatan yang ada pada kalian kecuali datangnya dari Alloh.” (QS. 16: 3).

Syaikh Sholih Alusy-Syaikh hafidzohulloh berkata, “Ini adalah dalil yang tegas dan jelas yang menunjukkan bahwa nikmat apa saja itu adalah dari Alloh, karena lafadz ‘nikmat’ dalam ayat ini datang dalam bentuk ‘nakiroh’ dan dalam konteks penafian. Sehingga ketika lafadz ‘nikmat’ dalam ayat ini menunjukkan sesuatu yang umum (maksudnya nikmat apa saja -ed), maka tidak bisa dikecualikan darinya suatu macam nikmat tertentu itu datangnya selain dari Alloh. Maka nikmat apa saja, baik yang besar maupun yang kecil, yang banyak maupun yang sedikit, itu semua datangnya dari Alloh semata.
Adapun hamba hanyalah merupakan sebab sampainya nikmat tersebut ke tangan mereka atau kepadamu. Apabila ada hamba yang menjadi sebab terselamatkannya dirimu dari kesusahan atau menjadi sebab dalam keberhasilanmu, maka tidaklah menunjukkan bahwa hamba tersebut adalah waliyyun ni’mah (yang memberikan nikmat), kerena sesungguhnya waliyyun ni’mah hanyalah Alloh Azza wa Jalla. Keyakinan seperti ini termasuk kesempurnaan tauhid seorang hamba, karena seorang muwahhid (orang yang sempurna tauhidnya) akan meyakini dengan seyakin-yakinnya di dalam hatinya bahwa di sana tidak ada yang dapat memberikan manfaat dan mudhorot kecuali hanyalah Alloh Robbul ‘alamin.” (At Tamhid Lii Syarhi Kitabit Tauhid).

Menjadi Hamba yang Bersyukur
Syukur merupakan salah satu maqom (derajat) yang tinggi dari seorang hamba. Rasa syukur itulah yang dapat membuat seorang hamba menjadi sadar dan termotivasi untuk terus beribadah kepada Alloh. Seperti yang diceritakan dari Nabi bahwasanya beliau sholat malam sampai bengkak kakinya. Ketika ditanyakan kepada beliau, “Mengapa engkau melakukan ini wahai Rosululloh, padahal sungguh Alloh telah mengampuni seluruh dosa-dosamu baik yang telah lewat ataupun yang akan datang?” Maka Rosululloh menjawab, “Tidakkah aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur?” (HR. Bukhori dan Muslim)
Sehingga ketika mengetahui ini, Iblis la’natulloh alaih, sebelum dia terusir ke dunia, berjanji kepada Alloh ‘Azza wa Jalla untuk menggelincirkan manusia dan akan menghalangi mereka untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang bersyukur.Alloh menceritakan perkataan Iblis ini,
“Kemudian sungguh akan kami datangi mereka (bani Adam) dari arah depan, arah belakang, samping kanan dan samping kiri mereka, sehingga tidak akan Kau dapati kebanyakan di antara mereka yang bersyukur.” (QS. 7: 17)
Dan terbuktilah apa yang dikatakan oleh iblis, sebagaimana yang difirmankan oleh Alloh yang artinya, “Dan sedikit sekali golongan hamba-Ku yang mau bersyukur.” (QS. 34: 13)
Termasuk bersyukur adalah kita menerima apa pun yang ada pada kita saat ini, baik yang sedikit maupun yang banyak. Karena pada hakekatnya kenikmatan yang kita terima itu tiada terkira banyaknya. Alloh berfirman yang artinya, “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Alloh, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya.” (QS. 16: 18)
Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Lihatlah orang yang yang ada di bawahmu dan janganlah kamu melihat orang yang ada di atasmu. Hal itu akan lebih baik bagimu agar kamu tidak meremehkan nikmat Alloh yang yang diberikan kepadamu.” (HR. Bukhori Muslim)

Bagaimana Menjadi Hamba-Nya yang Bersyukur
Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh berkata, “Syukur itu menurut asalnya adalah adanya pengakuan akan nikmat yang telah Alloh berikan dengan cara tunduk kepada-Nya, merasa hina di hadapan-Nya dan mencintai-Nya. Maka barangsiapa yang tidak merasakan bahwa itu adalah suatu kenikmatan maka dia tidak akan mensyukurinya. Barangsiapa yang mengetahui itu adalah nikmat namun dia tidak mengetahui dari mana nikmat itu berasal, dia juga tidak akan mensyukurinya. Barangsiapa yang mengetahui itu adalah suatu nikmat dan mengetahui pula dari mana nikmat itu berasal, namun dia mengingkarinya sebagaimana orang yang mengingkari Alloh yang memberi nikmat, maka dia telah kafir. Barangsiapa yang mengetahui itu adalah suatu nikmat dan dari mana nikmat itu berasal, mengakuinya dan tidak mengingkarinya, akan tetapi ia tidak tunduk kepada-Nya dan tidak mencintai-Nya atau ridho kepada-Nya, maka ia tidak mensyukurinya. Barangsiapa yang mengetahui itu adalah nikmat dan dari mana nikmat itu berasal, mengakuinya, tunduk kepada yang memberi nikmat, mencintai-Nya dan meridhoi-Nya, dan menggunakan dalam kecintaan dan ketaatan kepada-Nya, maka inilah baru disebut sebagai orang yang bersyukur.”

Ancaman dan Bahaya Untuk Orang yang Kufur Nikmat
Alloh berfirman yang artinya, “Dan (ingatlah juga) ketika Robb kalian mengatakan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka ketahuilah sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih’.” (QS. 14: 7).
Dalam ayat yang mulia ini, Alloh Azza wa Jalla memberikan janji kepada para hamba-Nya yang mau bersyukur, sekaligus memberikan ancaman yang keras bagi mereka yang berani untuk kufur kepada-Nya.
Bukti dari ancaman Alloh ini dapat kita lihat dari kisah-kisah orang di sekitar kita, atau dari apa yang Alloh ceritakan langsung dalam ayat-Nya tentang kisah Qorun. Alloh berfirman yang artinya, “Qorun berkata, ‘Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku’. Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasannya Alloh sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat darinya dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. Maka keluarlah Qorun kepada kaumnya dalam kemegahannya. Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia, ‘Semoga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan Qorun, sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar. Maka Kami benamkan Qorun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap adzab Alloh dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela (dirinya).” (QS 28: 78-79 & 81). Wal iyyadzu billah... semoga Alloh menjadikan kita termasuk ke dalam golongan hamba-Nya yang bersyukur. Amiin.

Studio Artist Series - by Oriflame




Ingin tampil glamour ala bintang Hollywood? Gunakan rangkaian produk Studio Artist by Oriflame yang terinspirasi dan dikembangkan oleh JONAS WRAMELL.

Gunakan Face Primer untuk mendapatkan kulit lembut dengan warna merata dan riasan yang tahan lama.

Setelah itu gunakan foundation sewarna kulit muka anda atau satu tone lebih terang.

Gunakan pula concealer yang mengandung Illuma Flair light reflecting complex yang dapat menyebarkan cahaya untuk menyamarkan gari-garis halus dan ketidaksempurnaan agar mendapatkan hasil yang alami. Concealer juga memiliki fungsi melembapkan dan merawat kulit wajah.

Oriflame Beauty Studio Artist Pressed Powder merupakan bedak yang sesuai untuk dasar tata rias atau touch up saat siang hari. Light diffusing pigments menyamarkan ketidaksempurnaan dan tekstur lembutnya menyatu dengan kulit anda untuk penampilan alami.

Setelah itu gunakan Oriflame Beauty Studio Artist Loose Powder, yaitu bedak tabur ekstra halus dalam formula transparan untuk semua warna kulit. Menyempurnakan make up, membuat kulit anda bebas kilap. Bedak ini mengandung Illuma Fair complex yang dapat merefleksikan cahaya untuk hasil alami dan berkilau di semua cahaya.

Tambahkan sentuhan glamour dengan lipstik. Lipstik membantu menyatukan harmoni warna make up dan mempercantik penampilan keseluruhan.


Untuk info lebih lanjut, silahkan menghubungi saya di 08123121713 atau 031-91074649

Sumber :
www.oriflame.co.id


Friday 1 February 2013

Fashion for your lips - Urban Trend Edition 2013



Bulan february ini, Oriflame meluncurkan Triple Core Lipstick yang unik, terinspirasi oleh trend catwalk bertaburan bunga musim ini. Triple core adalah lipstik yang unik. bagian tengahnya ( berwarna putih ) merupakan balm yang memberikan manfaat untuk melembabkan dan merawat bibir anda. bagian tengah kedua merupakan gloss yang memberikan kilau yang lembut dan bagian terluarnya merupakan lipstik dengan warna - warna penuh gairah.



Pilih sesuai dengan fashion baju anda. Berikut panduan dari Oriflame.co.id.

Fashionita Pink ( kode 24066 )
Anda akan nampak keren dengan lipstik warna pink terang ini. Pas untuk dandanan ke konser atau acara fesyen. Tambahkan pula sepatu hak tinggi dan tas tangan yang matching.

Fashion Mauve ( kode 24068 )
Pakai jeans hitam dan skinny anda dipadukan dengan t-shirt untuk tampilan santai ala rock chic dengan riasan bibir yang avant garde. berani pakai hitam untuk kesan ekstra berani.

Catwalk Red ( kode 24065 )
Merah adalah gairah. Pasangkan lipstik catwalk red anda dengan gaun seksi yang mengaksentuasi bentuk tubuh dan kepribadian anda yang menarik. Jangan lupakan sepatu hak tinggi anda :-)

Berry Vogue ( kode 24067 )
Dengan Berry Vogue, Anda bisa tampil modis dengan gaun bercorak floral yang santai.

Anda tertarik memiliki lipstik Triple Core yang trendy ini? Silahkan kontak saya di 08123121713 atau 031-91074649

Happy Skin - Tips memilih pelembab kulit



Punya masalah dengan kulit tangan dan kaki yang kering bersisik? atau kulit anda normal dan sensitif? Ingin tahu tips mudah memilih pelembab sesuai dengan jenis kulit anda? Ikuti deh tips berikut dari Oriflame.

Bagaimana sih kulit sensitif itu? Kulit sensitif biasanya kering dan itu membuat anda sangat tidak nyaman. Solusinya? Oriflame mempersembahkan body lotion yang mengandung Linseed Oil yang akan memelihara kulit anda dan membantu menenangkan serta melindungi kulit ( kemasan pink )

Untuk anda yang memiliki kulit normal cenderung kering, biasanya kulit anda kasar dan bersisik, body lotion yang mengandung Sesame Oil untuk membantu melembabkan dan melembutkan kulit ( kemasan biru )

Bila kulit anda sangat kering, kulit anda kasar, bersisik dan pecah-pecah secara konstan, anda membutuhkan body milk yang mengandung Pumpkin Seed Oil yang dapat membantu anda mengembalikan kulit serta merawatnya ( kemasan kuning. )

Di bulan february ini, Oriflame memberikan diskon khusus untuk anda. Jadi..jangan ragu untuk mencobanya.

Keterangan lebih lanjut silahkan hubungi saya di 08123121713 atau 031-91074649

Sumber : Oriflame.co.id